CILACAP - Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Muda Bapas Nusakambangan, Etik Makarti melakukan kunjungan ke Lapas Kelas IIA Pasir Putih Nusakambangan, untuk melakukan pengambilan data Penelitian kemasyarakatan (Litmas) terhadap salah satu WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) terorisme pasca melakukan ikrar setia kepada NKRI, Kamis (12/05/2022).
Penggalian data litmas ini juga dimaksudkan untuk melihat tingkat resiko dari WBP bersangkutan sebelum di pindah ke lapas dengan pengamanan yang lebih rendah. Saat ditemui, Kasi Binadik Lapas Pasir Putih, Heri Sutrisno menuturkan bahwa salah satu indikator turunnya tingkat bahaya dari WBP terorisme adalah Ikrar terhadap NKRI.
"Jika sudah ikrar pasti WBP tersebut lebih enak dalam berkomunikasi. Tapi kalau belum ya semua dikafirkan”, tegas Heri.
Saat bertemu dengan WBP, PK Bapas kemudian melakukan wawancara mendalam guna memperoleh data yang akurat. Litmas ini juga di fokuskan untuk melihat konsistensi pola pikir dan sikap WBP terhadap nilai baru yang telah dipegang terutama mengenai program deradikalisasi yang telah ia terima.
Zidan (bukan nama sebenarnya) seorang WBP terorisme menegaskan bahwa tidak ada paksaan dari pihak manapun.
"Setelah saya mendalami agama ini (Islam) semakin saya menyadari kemarin saya salah. Tidak ada paksaan sama sekali karena semakin saya dipaksa saya pasti tidak akan mau” ungkapnya kepada PK Bapas.
Menurutnya sikap petugas yang ramah nan kooperatif membuatnya merasa di hargai meskipun dibina didalam penjara. Dirinya mengaku tidak pernah mendapat kekerasan verbal/non verbal.
Di dalam sel pun Zidan banyak berdiskusi dengan rekan sekamar mengenai hukum yang berlaku di Indonesia. Mereka menyoroti hukum tertulis sekarang apakah merupakan produk anti islam yang mendiskriditkan umat muslim di Indonesia.
Sikap kritis tersebut menuntunnya untuk mempelajari agama lebih dalam di dalam sel bersama beberapa pihak. Zidan pun yakin bahwa pemahaman yang dipegang sebelumnnya adalah keliru setelah mengumpulkan ilmu dari berbagai sumber seperti ; penjelasan Ustadz, Kitab Tafsir, Kitab Haditz, berbagai Sirah dlsb.
"Saya kemarin kurang pemahaman, ternyata islam itu luas sekali sedangkan saya hanya melihat tayangan dari medsos saja. Saya merasa malu telah meninggalkan orangtua dan istri saya”, Sesal Zidan kepada PK sembari meneteskan air mata.
Setelah mendapat informasi yang dibutuhkan PK Bapas kemudian memberikan penguatan kepada WBP agar tetap yakin terhadap pemahamannya sekarang. Kegiatan litmas ini juga merupakan salah satu rangkaian program pemantapan agar WBP bersangkutan dapat turun ke Lapas yang dapat lebih rendah tingkat keamanannya tanpa khawatir menularkan paham radikal.
(N.Son/***)